Idris, As.

https://www.instagram.com/tv/B4DacHRBo6g/?igshid=5d41atgiqabw

Kamis, 16 Januari 2020

Labbaik Allahumma Labbaik, labbaika la syarika laka labbaik inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulk la syarika laka

Haji secara umum berarti menyengaja untuk menuju Tanah Suci Makkah dalam rangka memenuhi panggilan Allah swt. Kalimat Labbaik Allahumma Labbaik, labbaika la syarika laka labbaik inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulk la syarika laka yang dikenal dengan istilah talbiyah adalah senandung para jamaah haji.

Makna dari talbiyah secara umum adalah sebagai berikut :
1. Labbaik Allahumma Labbaik, artinya adalah kami memenuhi dan akan melaksanakan perintah-Mu ya Allah.
2. Labbaika la syarika laka labbaik, artinya tiada sekutu bagi-Mu dan kami insya Allah memenuhi panggilan-Mu.
3. Inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulka la syarika laka, artinya sesungguhnya segala pujian, nikmat dan begitu juga kerajaan adalah milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu.
Apa yang disenandungkan oleh para jamaah haji ini mengandung unsur yang fundamental dalam ajaran Islam. Janji untuk memenuhi panggilan Allah -jika keluar dari lubuk hati yang paling dalam- akan memotivasi jamaah melaksanakan haji dengan sungguh-sungguh, dan berusaha melaksanakan alfabeta kegiatan haji dengan semaksimal mungkin.
Pernyataan untuk tidak menyekutukan Allah, akan membuat para jamaah haji berhati-hati dari segala macam praktik yang berbau syirik. Banyak tempat di tanah haram yang secara sembrono diyakini orang dapat mendatangkan kebaikan dan menolak musibah, padahal kenyataannya tidaklah demikian dan tak ada dalil yang menyatakan hal itu. Jika hal ini tidak diantisipasi dengan komitmen tidak menyekutukan Allah, jamaah haji bisa kehilangan pahala ibadahnya .
Sedangkan pernyataan bahwa pujian, nikmat dan kerajaan hanya milik Allah akan menjadikan para jamaah haji sebagai tamu-tamu Allah yang baik, tidak congkak dan selalu sadar akan kelemahan dirinya yang sangat memerlukan bimbingan dan pengayoman dari Allah.

Rabu, 24 Juli 2019

PERJALANAN IBADAH HAJI


PERJALANAN IBADAH HAJI


Pergi haji merupakan salah satu kewajiban umat Muslim. Tiap tahunnya, jutaan umat Muslim dari penjuru dunia berkumpul di Arab Saudi untuk melaksanakan haji.

Apa saja rangkaian ibadah yang berlangsung selama beberapa hari ini. Simak uraiannya di Sketsatorial Rappler Indonesia.

1. Ihram dan niat

Pelaksanaan ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah. Jamaah melakukan ihram dibarengi dengan niat dari tempat asal.

Setelah persiapan, seluruh jamaah haji berteduh di tenda sambil menunggu waktu wukuf di Arafah yang dimulai pada tanggal 9 Dzulhijjah, ketika matahari tergelincir ke barat.

2. Wukuf di Arafah

Pada tanggal 9 Dzulhijjah, mulai waktu dzuhur sekitar pukul 12 siang hingga matahari terbenam sekitar pukul 6 sore, adalah waktu wukuf. Saat itulah jamaah memohon doa kepada Allah SWT.

3. Mabit di Muzdalifah

Ketika matahari tenggelam pada hari itu, jamaah meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah untuk menginap (mabit).

Perjalanan dari Arafah ke Muzdalifah disebut melelahkan dan macet karena jutaan manusia berbondong-bondong menuju ke sana, sambil mengambil kerikil untuk melontar jumrah.

4. Jumrah Aqobah

Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah bertolak dari Muzdalifah menuju Mina sebelum matahari terbit untuk melontar Jumrah Aqobah tujuh lontaran.

Setelah merampungkan lontar jumrah, jamaah dilanjutkan bertahallul (mencukur rambutnya), kemudian diperbolehkan menggunakan baju biasa.

5. Mabit di Mina

Setelah tahallul awal, jamaah kembali Mina untuk menginap minimal 2 hari, yaitu pada tanggal 11-12 Dzulhijjah.

Disunnahkan melontar jumrah dengan tiga sasaran.

6. Thawaf Ifadah

Setelah merampungkan mabit dan melontar jumrah di Mina, jamaah menuju Mekah untuk melaksanakan Thawaf Ifadah dilanjutkan dengan Sai.

Bagi yang telah melaksanakan tahallul dan mabit di Mina, berarti rangkaian hajinya rampung bersama dengan pelaksanaan Sai.

7. Thawaf Wada

Wa’da berarti perpisahan. Setelah menyelesaikan seluruh ritual haji, jamaah melaksanaan thawaf wada sebelum meninggalkan Mekah untuk kembali ke negaranya masing-masing. 

Selasa, 02 Juli 2013

Istiqamah dalam Beramal


Istiqamah dalam Beramal

Pengertian:

Istiqamah : tetap di atas kebenaran dan keataan

Allah berfirman, memerintahkan untuk istiqamah:

فَاسْتَقِم كَمَا أُمِرْتَ

“Istiqamahlah kamu sebagaimana kamu  diperintahkan” (QS. Hud: 112)

   Ibn Abbas mengatakan: “Tidak ada ayat dalam al- Qur'an yang lebih berat dibandingkan ayat ini,  karena itu beliau bersabda:

شَيَّبَتْنِي هُود وَأَخَوَاتهَا

“Surat Hud dan teman-temannya telah  membuatku beruban” (HR. Turmudzi)

Sebagian ulama menjelaskan, surat Hud menyebabkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beruban karena di dalam surat ini terdapat perintah untuk istiqamah.

 

Allah menginginkan agar kita istiqamah

Abu Ali al-Juzajani menasehatkan:

كن طالبا للاستقامة لا طالبا للكرامة فإن نفسك متحركة في طلب الكرامة وربك يطلب منك الاستقامة

Jadilah orang yang mencari istiqamah bukan  orang yang mencari karamah. Karena jiwamu  selalu tergerak untuk mencari karamah  sementara Tuhanmu menginginkan istiqamah  dari kalian. (Syarh Aqidah Thahawiyah)

Keterangan:

Nasehat ini menjadi cambukan bagi sebagian orang yang beribadah untuk mencari karamah atau kesaktian atau kemampuan bisa mengobati orang sakit, dan semacamnya, sebagaimana yang sering dilakukan orang yang mengaku sufi.

 

Cara Agar bisa istiqamah

Pertama, Memiliki 'wadzifah'

Wadzifah adalah amalan sunnah tambahan yang dikerjakan secara rutin.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ ، فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا

“Wahai sekalian manusia, ambillah amal yang kalian mampu. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan” (Bukahri & Muslim)

Keterangan:

Makna cuplikan hadis: "sesungguhnya Allah tidak akan bosan sampai kalian bosan" :

Allah akan senantiasa menerima dan memberikan pahala amal kalian selama kalian rajin dalam mengamalkannya. Tapi jika kalian beramal dengan malas-malasan dan disertai kebosanan maka Allah tidak menerima amal kalian.

Keutamaan Wadzifah

1. Manusia akan dipanggil menuju surga sesuai kebiasaan amalnya

لِكُلِّ عَامِل بَاب مِنْ أَبْوَاب الْجَنَّة يُدْعَى مِنْهُ بِذَلِكَ الْعَمَل

Bagi setiap orang yang beramal terdapat sebuah pintu khusus di surga yang dia akan dipanggil melalui pintu tersebut karena amal yang telah dilakukannya.” (HR. Ahmad & Ibnu Abi Syaibah).

Dalam riwayat yang lain, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُم

Orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Royyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?”. Maka beliau pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhari)

 

2. Orang yang memiliki wadzifah, jika sakit atau bepergian maka tetap dicatat  mendapat pahala amal rutinitasnya, meskipun dia tidak sempat mengamalkannya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

"Jika seorang hamba itu sakit atau bepergian  maka dicatat untuknya (pahala) sebagaimana  (pahala) amalnya yang pernah dia lakukan  ketika di rumah atau ketika sehat." (HR. Bukhari).

 

Kedua, Pilih amal yang ringan.

Sesungguhnya amal yang ringan tapi rutin lebih dicintai Allah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ

Sesungguhnya amal yang paling dicintai oleh Allah adalah amal yang paling rutin dikerjakan meskipun sedikit." (HR. Bukhari & Muslim).

Keterangan:

Dalam hadis ini terdapat dorongan untuk merutinkan amal, meskipun amal itu sedikit dalam pandangan manusia. Dan agar anda tetap mendapatkan banyak pahala dengan amal yang ringan itu, carilah amal yanga ringan namun berat pahalanya.

 

Ketiga, Lakukan amal secara terus menerus, tanpa putus

   Amal yang sedikit  namun rutin  lebih dicintai  oleh  Allah dari pada amal banyak  namun hanya  dikerjakan sekali-dua kali . Karena merutinkan  amal yang sedikit berarti merutinkan ketaatan ,  dzikir, perasaan merasa diawasi , dan niat yang ikhlas  dalam menghadap kepada Allah.

   Disebutkan dalam riwayat, dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radliallahu 'anhu, bahwa beliau pernah mengatakan: Saya akan tahajud tiap malam dan puasa tiap hari. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menasehatkan: “Kamu tdk akan mampu. …. Berpuasalah 3 hari tiap bulan, karena setiap kebaikan dilipatkan 10 kali, sehingga seperti puasa sepanjang tahun.” Abdullah berkata: Aku bisa lebih dari itu. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menasehatkan: “Puasa sehari, dan tidak puasa sehari. Ini puasa Daud dan ini puasa terbaik.” Puasa inipun dikerjakan Abdullah sampai tua. Hingga beliau merasa keberatan. Kemudian beliau mengatakan: Andaikan dulu aku menerima puasa 3 hari yang ditawarkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lebih aku sukai dari pada harta dan keluargaku.

 

Keempat, perbanyaklah berdoa, memohon agar diberi kemudahan dalam beramal

Diantara doa yang diajarkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Ya Allah, bantulah kami untuk selalu berdzikir  kepada-Mu, mensyukuri nikmat-Mu, dan  beribadah dengan baik kepada-Mu” (Abu Daud  & Nasa'i)

Keterangan: Doa ini dibaca ketika shalat, baik ketika sujud atau sebelum  salam.

 

 

Kelima, Cari teman yang baik

Dengan teman yang baik, orang akan mudah termotivasi untuk berbuat baik. Dengan teman yang baik, minimal dia bisa mendapatkan pengaruh yang baik, meskipun bisa jadi dia tidak mampu mengamalkan ibadah yang dilakukan temannya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan:

الجليس الصالح بحامل المسك والجليس السوء بنافخ الكير

“Teman yang baik, seperti pembawa minyak wangi. Teman yang buruk, seperti 'blower' pande besi” (Bukhari & Muslim)

Tidak jauh-jauh untuk mendapatkan teman yang baik. Kondisikan teman yang baik anda ada di keluarga anda. Jadikan suami anda, istri anda, putra-putri anda atau bahkan tetangga anda sebagai teman yang baik. Sehingga anda bisa mendapatkan pengaruh yang baik dari mereka.

Salah satu bentuk kerja sama yang baik, antara suami istri yang baik, sebagai gambaran teman baik di keluarga adalah kerja sama saling membangunkan untuk shalat malam. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan:

رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ

Allah merahmati orang yg bangun malam kmd shalat lalu membangunkan isterinya, apabila isterinya menolak, dia percikkan air ke mukanya. Allah merahmati wanita yg bangun malam lalu shalat, kmd dia bangunkan suaminya, jk suaminya enggan, mk isterinya akan memercikkan air ke muka suaminya.” (HR. Abu Daud dan Nasai)

Penting !!

Berdasarkan hadis di atas, agar keluarga anda bisa menjadi keluarga yang istiqamah dalam ketaatan, perlu kerja sama antar-anggota keluarga

 

Keenam, Hindari maksiat semaksimal mungkin

Karena maksiat bisa menghapus amal dan melemahkan kita untuk melakukan ketaatan

Allah berfirman:

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ

“Sesungguhnya amal shaleh bisa menghapuskan  amal buruk. Itulah peringatan bagi orang yang  mau mengambil peringatan.” (QS. Hud: 114)

 

Renungan, terutama bagi anda yang berada di usia senja

Suatu ketika Fudhail bin Iyadh bertanya kepada seorang kakek: Berapa usia anda? Orang ini menjawab: 60 tahun. Fudhail mengatakan: Kamu selama 60 tahun melakukan perjalanan menuju Allah, hampir saja akan sampai. Si kakek mengatakan: innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiun.

Fudhail bertanya: Tahukah apa tafsir innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiun? Siapa yang sadar dia milik Allah, dia wajib beribadah kpd-Nya. Jika  dia sadar akan kembali kpd Allah mk dia hrs sadar, akan berhadapan dg Allah. Dan dia pasti ditanya. Krn itu siapkan jawaban utk petanyaan-Nya. Si kakek bertanya: Bagaimana caranya. Fudhail menjawab: Mudah:

تُـحْسِنْ فِيمَا بَقِيَ يُغْفَرْ لَكَ فِيْماَ مَضَى، فَاِنَّكَ إِنْ أَسَأْتَ فِيْمَا بَقِىَ ، أُخِذْتَ بِــمَا مَضَى وَمَا بَقِىَ وَالأَعْمَالُ بِالـخَوَاتِيمِ .

Berbuat baiklah di akhir usiamu maka kamu akan diampuni dosamu yg dulu. Krn jika kamu tetap berbuat jelek di sisa usiamu mk kamu akan dihukum krn dosanya yg lalu dan dosamu di sisa usiamu.

Senin, 18 Juli 2011

Al-Islami Caligrafi Mode Collection's

Al-Islami Caligrafi Mode Collection's
Perfection and Authentic Spesifcation Caligrafi, Street Design Performance, Comfort Fashionable Moslem Wear
de-Jogja, Indonesia.
Posted by Picasa

Minggu, 27 Maret 2011

AL-Islami

Al-Islami Caligrafi Mode Collection's
de-Jogja, Indonesia